AHLUL AMANI

Yayasan Al-Amani

Didirikan di sebuah rumah sederhana yang berada disebuah perkampungan ditengah kota metropolis Surabaya.
Berlatar belakang pada betapa besar pengaruh budaya sosial masyarakat metropolis terhadap perkembangan mental dan ideologi generasi penerus bangsa ini hingga semakin jauh dari norma-norma yang telah disyari'atkan .
Berawal dari niat untuk mempertahankan dan mensyi'arkan agama Islam, maka pada tahun 1987 didirikanlah majlis ta'limul Qur-an yang pada waktu itu diberinama TARBIYATUL IKHWAN FI 'ILMIL QUR-AN atas dukungan para guru kami diantaranya Al-Maghfurlah KH. AS'AD SYAMSUL ARIFIN (Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo) dan KH. ACHMAD SUFYAN dari Situbondo Jawa Timur.
Yang hingga dalam perjalanannya pada tahun 2007 dibentuklah sebuah yayasan yang berlatar belakang pendidikan agama Islam dan diberinama YAYASAN AL-AMANI yang dibawahnya bernaung beberapa lembaga dan jam'iyyah , meliputi :
*
Raudlatul Athfal Al-Amani
* Tarbiyatul Ikhwan Fi 'Ilmil Qur'an
* Jam'iyyah Ratib Al-Haddad dan majlis ta'lim Ahlul Amani
* Jam'iyyah Khatmil Qur-an dan dzikro Ulul Amani
* Jam'iyyah Hadrah Al-Ikhwan dan beberapa lembaga lagi yang akan terus dikembangkan hingga pada akhir zaman .
Semoga niat dan I'tikad baik ini seiring dengan ridlo Alloh SWT. yang pada akhirnya akan dapat dirasakan manfa'atnya oleh seluruh kaum muslimin pada khususnya dan bagi seluruh umat manusia pada umumnya.
Dukungan serta do'a kami harapkan kepada Ikhwan Muslimin demi tercapainya cita-cita membentuk Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghofuur. Amien.........

Senin, 21 Maret 2011

FADLILAH BURDAH


Burdah artinya mantel dan juga dikenal sebagai Burdah yang berarti syifa (kesembuhan). Imam Bushiri adalah seorang penyair yang suka memuji raja-raja untuk mendapatkan uang. Kemudian beliau tertimpa sakit faalij (setengah lumpuh) yang tak kunjung sembuh setelah berobat ke dokter manapun.
Tak lama kemudian beliau mimpi bertemu Rasulullah S.A.W. yang memerintahkannya untuk menyusun syair yang memuji Rasulullah. Maka beliau mengarang Burdah dalam 10 pasal pada tahun 6-7 H. Seusai menyusun Burdah, beliau kembali mimpi bertemu Rasulullah yang menyelimutinya dengan Burdah (mantel). Ketika bangun, sembuhlah beliau dari sakit lumpuh yang dideritanya.
Qoshidah Burdah ini tersebar ke seluruh penjuru bumi dari timur ke barat. Bahkan disyarahkan oleh sekitar 20 ulama, diantaranya yang terkenal adalah Imam Syaburkhiti dan Imam Baijuri.
Habib Husein bin Mohammad Alhabsyi (saudara Habib Ali Alhabsyi sohibul maulid Simtud Duror) biasa memimpin Dalail Khoiroot di Mekkah. Kemudian beliau mimpi bertemu Rasulullah yang memerintahkannya untuk membaca Burdah di majlis tersebut. Dalam mimpi tersebut, Rasulullah berkata bahwa membaca Burdah sekali lebih afdol daripada membaca Dalail Khoiroot 70 kali.
Ketika Hadramaut tertimpa paceklik hingga banyak binatang buas berkeliaran di jalan, Habib Abdulrahman Al Masyhur memerintahkan setiap rumah untuk membaca Burdah. Alhamdulillah, rumah-rumah mereka aman dari gangguan binatang buas.
Beberapa Syu’araa (penyair) di zaman itu sempat mengkritik bahwa tidaklah pantas pujian kepada Rasulullah dalam bait-bait Burdahtersebut diakhiri dengan kasroh/khofadz. Padalah Rasulullah agung dan tinggi (rofa’). Kemudian Imam Busyiri menyusun qoshidah yang bernama Humaziyyah yang bait-baitnya berakhir dengan dhommah (marfu’).
Imam Bushiri juga menyusun Qoshidah Mudhooriyah. Pada qoshidah tersebut terdapat bait yang artinya, “Aku bersholawat kepada Rasulullah sebanyak jumlah hewan dan tumbuhan yang diciptakan Allah. Kemudian dalam mimpinya, beliau melihat Rasulullah berkata bahwa sesungguhnya malaikat tak mampu menulis pahala sholawat yang dibaca tersebut.
Habib Salim juga bercerita tentang seseorang yang telah berjanji kepada dirinya untuk menyusun syair hanya untuk memuji Allah dan Rasulullah. Suatu ketika ia tidak mempunyai uang dan terpaksa menyusun syair untuk memuji raja-raja agar mendapat uang. Ia pun mimpi Rasulullah SAW. berkata, ”: Bukankah engkau telah berjanji hanya memuji Allah dan Rasul-Nya?! Aku akan memotong tanganmu.”
Kemudian datanglah Sayidina Abubakar r.a. meminta syafa'at untuknya dan dikabulkan oleh Rasulullah. Ketika ia terbangun dari tidurnya, ia pun langsung bertobat. Kemudian ia melihat di tangannya terdapat tanda bekas potongan dan keluar cahaya dari situ.
Habib Salim mengatakan bahwa Burdah ini sangat mujarab untuk mengabulkan hajat-hajat kita dengan izin Allah. Namun terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi. Yaitu mempunyai sanad ke Imam Busyiri, mengulangi bait ” maula ya solli wa sallim “, berwudhu, menghadap kiblat, memahami makna bait-bait, dibaca dengan himmah yang besar, beradab, memakai wewangian.
Khusus tentang memakai wewangian ini, Habib Salim mengatakan, “Tidak seperti orang sekarang, membaca Burdah namun badannya bau rokok. Padahal salaf telah sepakat untuk mengharamkan rokok.
Di akhir ceramah beliau, Habib Salim menyampaikan bahwa jika seseorang tidak berjalan di thoriqoh aslaf maka dikhawatirkan tiga hal. Pertama, umurnya pendek. Kedua, Hidup dalam keadaan bingung/akalnya gila. Ketiga, tak akan dihargai masyarakat.
(Disampaikan di Majlis Burdah Habib Syekh Alaydrus Jl. Ketapang Kecil Surabaya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar